Reunion #3

Author: Rizka Sonnia Haliman /

Setelah berhari-hari mengharu biru, aku sadar bahwa mungkin ini waktunya aku maju dan tak lagi menoleh pada jejak-jejak kita yang tertinggal. Bersabar menanti atau melangkah tanpa arti menuju takdir lain yang Tuhan persiapkan untuk kita. Kita takkan pernah tahu hari esok. Dan aku yang lelah, takkan mencoba menebak-nebaknya lagi. Hancur luluh lantak atau bahagia melayang di awan akan kurasakan saat itu juga, saat ada satu cerita yang menjadi kado dalam bentang hari.


Sama seperti minggu kemarin kan? Yang datang begitu saja tanpa tertebak?
Perjanjian bertemu setelah tujuh tahun lagi yang batal. Karena kenyataannya, aku bertandang di kost teman dan kamu sudah menungguku di ujung gang. Hahaha. And you'll see me waiting for you, on the corner of the street itu pun sungguh terjadi. Tapi kamu tahu, itu bukan pertemuan yang direncanakan. Begitu gerbang terbuka, aku sudah melihatmu terlebih dulu dan berbalik secepat yang kubisa sebelum kamu melihatku. Ponselku pun mendadak berbunyi, sebuah pesan darimu muncul di depan mata. Aku sudah di depan mobilmu, di ujung gang. Oh... Aku sudah tahu, keluhku dalam hati.
Tuhan mengabulkan permintaan kita untuk bertemu dengan ketidaksengajaan! Dan itu kabar baik.
Aku tidak sengaja keluar dari gerbang saat kamu baru saja disana, menungguku diatas motor dengan terhalang portal ujung jalan. Lalu aku tidak sengaja melihatmu lebih dulu sebelum kamu mengatakannya. Dan aku tidak tahu bahwa kamu akan disitu.


Memarahimu lewat telpon karena membatalkan janji tujuh tahun kita. Cukup keras untuk kamu bisa mendengar suaraku secara langsung melalui udara selain dari receiver. Tapi kamu tidak tahu kan, bahwa aku mengintipmu diam-diam dari balik tembok?


Tapi apa iya aku harus mencukupkan diri dengan melihatmu dari jauh? Tidak! Aku memutuskan untuk menemuimu! Jujur saja, aku tak mampu menahan diri melihatmu yang biasanya hanya kulihat dalam kenangan. Dan sekarang sosok itu, disitu. Nyata. Dan aku bisa mencapainya hanya dengan beberapa langkah dan akan kupercepat dengan berlari.


Kamu tahu, setiap pertemuan adalah momen. Indah dari hiasan gugup kita dan salah tingkahnya yang mewarnai. Kita takkan tahu apakah hari ini akan datang lagi esok atau ini yang terakhir. Jadi hari ini adalah selamanya. Kumanfaatkan sebaik-baik hari pertemuan kembali ini, agar tiada penyesalan di setelahnya. Rasakan seluruh rindu yang membuncah dari hangatnya tatapan, peluk dan kecupku yang sesungguhnya. Dan aku tak lagi peduli dengan puluhan pasang mata yang menatap penuh persepsi. Aku dan kau. Kita. Disini, sekarang.


Having you close to my heart as I say a little grace
I'm thankful for this moment cause
I know that I
Grow a day older and see how this sentimental fool can be

If everything has been written down, so why worry, we say
It's you and me with a little left of sanity...

0 comments:

Post a Comment